Rihlah Ilmiah ke Kota Nabi
Pagi ini para mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hidayatunnajah Bekasi (Stit Haen) mengadakan acara silaturahmi ORMAWA. Acara ini bukan sekedar silaturahmi pada umumnya. Masalah besar yang mereka hadapi dalam berorganisasi dapat diselesaikan dengan bersahaja.
Sejak tadi malam, aula Haen nampak ramai dengan kehadiran mereka yang sedang bermusyawarah lantaran kehilangan para pemimpin inti organisasi. Kak Hilmy, ustadz muda yang menjabat Ketua Senat Mahasiswa tak lagi bisa menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Demikian pula dengan Kak Yogi, Ustadz Muda pula yang baru saja menikah dan sedang menjabat sebagai Wakil Senat Mahasiswa pun undur diri. Satu lagi, Wakil Dema yang imut asal Kalimantan yang akrab disapa dengan Kak Khanif pun harus turut pergi.
ORMAWA seperti kehilangan copilot. Tapi tak perlu menunggu ada kekosongan, mereka berinisiatif sebelum ORMAWA terbang kekurangan copilot. Musyawarah mencari solusi agar roda organisasi tetap berputar tak terhenti di tengah jalan pun disegerakan.
Akhirnya, acara silaturahmi tesebut sejatinya merupakan rangkaian acara yang dirancang sedemikian rupa oleh mereka. Jadi sejatinya, pagi ini merupakan pelantikan ketua senat mahasiswa oleh Ust. Muslim, M.Pd. selaku Waket 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. “Selamat menjalankan tugas! Mulai hari ini Ust. Alwan M. Naufaldi sebagai Ketua Senat Mahasiswa ORMAWA STIT Haen melanjutkan rangkain agenda ke depan”, demikian kata Waket 3.
Di acara tersebut, setelah sambutan kepada ketua senat baru, Waket 3 pun berpesan kepada para mantan pengurus agar semangat menuntut ilmu pula di luar kampus baik halaqoh di majelis ilmu maupun di tempat lainnya dan aktif pula dalam organisasi mahasiswa. Aktif dalam organisasi mahasiswalah yang membedakan dengan mahasiswa lainnya. Karena tidak hanya keilmuan yang dimiliki yang dibutuhkan oleh umat. Ketika pulang, untuk mendakwahkan maupun mengajarkan ilmu perlu pengalaman dan keterampilan berorganisasi pula agar dakwah terorganisir dengan baik.
Juga tidak cukup selesai S1, bahkan kalau perlu jangan pulang sampai lulus S3. Barangkali kemudian hari STIT Haen sudah menjadi universitas. Beberapa tahun kedepan saja, Ketua STIT Haen sudah mewacanakan akan menjadi institut yang semakin banyak lintas keilmuan di kampus ini.
Rasa haru dan bangga pastinya dirasakan oleh para guru, dosen, dan teman-teman mahasiswa. Mereka melanjutkan studi ke Universitas Islam Madinah, bak mereguk air yang jernih (nikmatnya ilmu) dari sumber yang murni. Semoga selalu dalam keberkahan selama rihlah ilmiah di kota Nabi. Āmīn..
Oh iya.. kali ini keberangkatan mereka mendapat apresiasi pula dari para pengurus Haen berupa tambahan uang saku yang in syā Allāh sangat bermanfaat untuk membantu mereka.