Monitoring dan Evaluasi STIT Hidayatunnajah Bekasi oleh Kopertais II Jawa Barat

Monitoring dan Evaluasi STIT Hidayatunnajah Bekasi
oleh Kopertais II Jawa Barat

Tiga angkatan mahasiswa/i STIT Hidayatunnajah Bekasi (STIT Haen) yang bergabung menimba ilmu yang tercatat aktif 141 orang. Satu angkatan bersiap untuk kegiatan akhir perkuliahan dan merampungkan masa studinya. Untuk itu, dalam kesempatan monev tahun ini pemerintah kembali mengingatkan kepada pengurus STIT Hidayatunnajah Bekasi dalam kunjungan kerjanya agar menyiapkan borang akreditasi dengan baik.

“Tulis apa yang Anda kerjakan dan kerjakan apa yang Anda tulis” harus menjadi moto pengelola dalam menyiapkan borang akreditasi, kata Bapak Wakil Sekretaris Kopertais Wilayah II Jawa Barat, Drs. Nasihuddin, M.Pd. yang akrab dengan panggilan Pak Pono. Beliau mewanti-wanti rencana meluluskan mahasiswa prodi PGMI dan PBA dengan nilai akreditasi yang bagus, bukan akreditasi minimal. Sekitar tahun 2022, prodi tersebut akan meluluskan mahasiswa angkatan perdana, in sya’ Allah.

Pada kesempatan ini pula, Ketua STIT Haen turut menyampaikan kesiapan tim akreditasi yang sudah menyiapkan data borang akreditasi sejak beberapa bulan lalu. Alhamdulillah para dosen sudah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) sebanyak 13 orang. Selanjutnya, tim monev merespon positif laporan dari tim pengurus STIT Haen sehingga seluruh dosen diarahkan untuk mengurus administrasi jabatan fungsional dosen (jafung) dalam waktu dekat. Ini akan sangat mempengaruhi nilai kareditasi nanti, kata Ibu Siti Masitoh, SE., M.E. selaku Kasubbag Administrasi Pembinaan PTKIS.

Selanjutnya disambung diskusi mengenai tata kelola perguruan tinggi yang begitu nampak antusias dari kedua belah pihak. Di sela-sela diskusi, Dr. Irsan Nasution, M.H., selaku Sekpri Kordinator Bidang Hukum PTKIS sharing tentang penulisan RPS untuk pembelajaran yang menghasilkan out come sehingga kualitas pendidikan benar-benar maksimal. Para mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu dari perkuliahan di kelas, tetapi terlibat pula dalam penelitian yang terintegrasi dalam penugasan oleh dosen. Dengan demikian setiap semester mahasiswa dan dosen menghasilkan karya tulis yang memperkaya khazanah ilmiah, baik bagi dosen maupun mahasiswa serta masyarakat pada umumnya.

Salah satu pertanyaan dari moderator acara, Ust. Budianto, M.Pd., apakah lulusan PGMI bisa linier dengan sekolah SD? Hal ini ditanyakan karena adanya kekhawatiran bahwa lulusan PGMI tidak linier dengan Sekolah Dasar di bawah naungan Kemendikbudristek. Pak Pono menyangkal bahkan mahasiswa PGMI UIN Bandung binaan beliau sedang melaksanakan DPL di sekolah Dasar. Lalu beliau memberikan kabar gembira terkait informasi Kesetaraan Pendidikan PGSD dan PGMI yang dinyatakan oleh Sekretaris Jenderal Kementrian Agama Republik Indonesia No. P8285/SJ/B.II/2/KP.001/11/2019 yang dilayangkan kepada Mentri PANRB agar lulusan PGMI diakomodir oleh Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/Kabupaten berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa satuan pendidikan dasar, Sekolah Dasar (SD) setara dengan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) dan lulusan sarjana S1 PGSD setara dengan Sarjana S1 PGMI.

Acara ditutup dengan poto bersama untuk laporan kegiatan monev yang telah dilaksanakan. Alhamdulillah para dosen dan para pengurus STIT Haen mendapat banyak masukan berharga dan banyak pula pencerahan terkait pengelolaan perguruan tinggi. Demikian informasi ringkas mengenai monev Perguruan Tinggi STIT Haen 2021, Abu Sa’ad Muslim melaporkan dari kantor STIT Haen (Senin, 3 Rabi’ul Akhir 1443 H/ 8 November 2021).

Silahkan Share